Parkinson
Penyakit
Parkinson adalah penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada otak,
yaitu pada sistem saraf pusat otak manusia mengalami kemunduran. Pertama
kali ditemukan oleh seorang dokter inggris yang bernama James Parkinson
pada tahun 1887.
Penyakit ini merupakan
suatu kondisi ketika seseorang mengalami ganguan pergerakan. Penyakit
Parkinson terjadi di seluruh dunia, jumlah penderita antara pria dan
wanita seimbang. 5 – 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson,
gejala awalnya muncul sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata menyerang
penderita pada usia 65 tahun. Secara keseluruhan, pengaruh usia pada
umumnya mencapai 1 % di seluruh dunia dan 1,6 % di Eropa, meningkat dari
0,6 % pada usia 60 – 64 tahun sampai 3,5 % pada usia 85 – 89 tahun.
Penyakit Parkinson (
paralysis agitans ) atau sindrom Parkinson ( Parkinsonismus ) merupakan
suatu penyakit/sindrom karena gangguan pada ganglia basalis akibat
penurunan atau tidak adanya pengiriman dopamine dari substansia nigra ke
globus palidus/ neostriatum ( striatal dopamine deficiency ).
Penyakit Parkinson dijumpai pada segala
bangsa, dan satu sampai lima diantara seribu penduduk menderita penyakit
ini. Kebanyakan para penderita mulai dilanda penyakit ini pada usia
antara 40-60 tahun, dengan perbandingan laki-laki dan wanita 5:4.Faktor
genetic mungkin mempunyai peran penting pada beberapa keluarga,
khususnya bila terdapat pada usis di bawah 40 tahun ( parkinsonismus
juvenilis ).
Ganglia basalis sering ikut terlibat di
dalam proses degeneratif dan mengakibatkan gangguan gerakan, yang dapat
berupa gerakan menjadi lamban atau gerakan menjadi berlebihab. Gerak
lamban di sebut sebagai gerak involunter yang abnormal, hiperkinesia
atau diskinesia.
Ganglia basalis itu sendiri terdiri dari :
Ganglia basalis itu sendiri terdiri dari :
1. Korpus striatum : nukleus kaudatus, putamen, dan globus palidus.
2. Substansia nigra.
3. Nukleus subtalamik.
Sinrdom parkinson dengan beragam etiologi gambaran gejala klinis hampir serupa. Kriteria untuk menggolongkannya ke dalam sindrom Parkinson adanya rigiditas, tremor, dan bradikinesia.
Johnson dan kawan-kawan mengemukakan bahwa diagnosis klinis penyakit Parkinson dapat ditegakkan bila dijumpai sekurang-kurangnya 2 dari4 gejala seperti tremor, rigiditas, bradikinesia dan instabilitas postural.
2. Substansia nigra.
3. Nukleus subtalamik.
Sinrdom parkinson dengan beragam etiologi gambaran gejala klinis hampir serupa. Kriteria untuk menggolongkannya ke dalam sindrom Parkinson adanya rigiditas, tremor, dan bradikinesia.
Johnson dan kawan-kawan mengemukakan bahwa diagnosis klinis penyakit Parkinson dapat ditegakkan bila dijumpai sekurang-kurangnya 2 dari4 gejala seperti tremor, rigiditas, bradikinesia dan instabilitas postural.
KLASIFIKASI
Pada umumnya diagnosis sindrom Parkinson
mudah ditegakkan, tetapi harus diusahakan menentukan jenisnya untuk
mendapat gambaran tentang etiologi, prognosis dan penatalaksanaannya.
1. Parkinsonismus primer/ idiopatik/paralysis agitans.
- sering dijumpai dalam praktek sehari-hari dan kronis, tetapi penyebabnya belum jelas.
- Kira-kira 7 dari 8 kasus parkinson termasuk jenis ini.
- Kira-kira 7 dari 8 kasus parkinson termasuk jenis ini.
2. Parkinsonismus sekunder atau simtomatik
- dapat disebabkan pasca ensefalitis virus, pasca infeksi lain : tuberkulosis, sifilis meningovaskuler.
- iatrogenik atau drug induced, misalnya golongan fenotiazin, reserpin, tetrabenazin.
- lain-lain, misalnya perdarahan serebral petekial pasca trauma yang berulang-ulang pada petinju, infark lakuner, tumor serebri, hipoparatiroid dan kalsifikasi.
- iatrogenik atau drug induced, misalnya golongan fenotiazin, reserpin, tetrabenazin.
- lain-lain, misalnya perdarahan serebral petekial pasca trauma yang berulang-ulang pada petinju, infark lakuner, tumor serebri, hipoparatiroid dan kalsifikasi.
3. Sindrom paraparkinson ( Parkinson plus )
- pada kelompok ini gejalanya hanya merupakan sebagian dari gambaran penyakit keseluruhan.
- jenis ini bisa didapat pada penyakit Wilson ( degenerasi hepato-lentikularis ), hidrosefalus normotensif, sindrom Shy-drager, degenerasi striatonigral, atropi palidal ( parkinsonismus juvenilis ).
- jenis ini bisa didapat pada penyakit Wilson ( degenerasi hepato-lentikularis ), hidrosefalus normotensif, sindrom Shy-drager, degenerasi striatonigral, atropi palidal ( parkinsonismus juvenilis ).
GAMBARAN KLINIS
Parkinson syndrom / syndroma parkinson
Resting tremor (gemetar)
Tremor terdapat pada jari tangan, tremor
kasar pada sendi metakarpofalangis, kadang-kadang tremor seperti
menghitung uang logam atau memulung-mulung ( pil rolling ). Pada sendi
tangan fleksi-ekstensi atau pronasi-supinasi pada kaki fleksi-ekstensi,
kepala fleksi-ekstensi atau menggeleng, mulut membuka menutup, lidah
terjulur-tertarik. Tremor ini menghilang waktu istirahat dan menghebat
waktu emosi terangsang ( resting/ alternating tremor )
Rigiditas (kaku)
Adanya hipertoni pada otot fleksor
ekstensor dan hipertoni seluruh gerakan, hal ini oleh karena
meningkatnya aktifitas motorneuron alfa, adanya fenomena roda bergigi (
cogwheel phenomenon ).
Bradikinesia (lambat)
gerakan volunteer menjadi lambat sehingga
berkurangnya gerak asosiatif, misalnya sulit untuk bangun dari kursi,
sulit memulai berjalan, lambat mengambil suatu obyek, bila berbicara
gerak lidah dan bibir menjadi lambat.
Bradikinesia mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka serta mimic dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya wajah seperti topeng, kedipan mata berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah sehingga ludah suka keluar dari mulut.
Bradikinesia mengakibatkan berkurangnya ekspresi muka serta mimic dan gerakan spontan yang berkurang, misalnya wajah seperti topeng, kedipan mata berkurang, berkurangnya gerak menelan ludah sehingga ludah suka keluar dari mulut.
Mikrografia (gangguan menulis)
Tulisan tangan secara gradual menjadi kecil dan rapat, pada beberapa kasus hal ini merupakan gejala dini.
Langkah dan gaya jalan (sikap Parkinson )
Berjalan dengan langkah kecil menggeser
dan makin menjadi cepat ( marche a petit pas ), stadium lanjut kepala
difleksikan ke dada, bahu membengkok ke depan, punggung melengkung bila
berjalan.
Bicara monoton
Hal ini karena bradikinesia dan rigiditas
otot pernapasan, pita suara, otot laring, sehingga bila berbicara atau
mengucapkan kata-kata yang monoton dengan volume suara halus ( suara
bisikan ) yang lambat.
Disfungsi otonom
Keringat berlebihan, air ludah berlebihan, gangguan sfingter terutama inkontinensia dan hipotensi ortostatik.
Gangguan behavioral
Lambat-laun menjadi dependen ( tergantung kepada orang lain ), mudah takut, sikap kurang tegas, depresi.
Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat ( bradifrenia ) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang cukup.
Cara berpikir dan respon terhadap pertanyaan lambat ( bradifrenia ) biasanya masih dapat memberikan jawaban yang betul, asal diberi waktu yang cukup.
Dimensia
Adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan deficit kognitif.
lain-lain
kedua mata berkedip-kedip dengan gencar pada pengetukan diatas pangkal hidungnya ( tanda Myerson positif )
DIAGNOSIS
Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dab pemeriksaan penunjang. Pada setiap kunjungan penderita :
- Tekanan darah diukur dalam keadaan berbaring dan berdiri, hal ini untuk mendeteksi hipotensi ortostatik.
- Menilai respons terhadap stress ringan, misalnya berdiri dengan tangan diekstensikan, menghitung surut dari angka seratus, bila masih ada tremor dan rigiditas yang sangat, berarti belum berespon terhadap medikasi.
- Mencatat dan mengikuti kemampuan fungsional, disini penderita disuruh menulis kalimat sederhana dan menggambarkan lingkaran-lingkaran konsentris dengan tangan kanan dan kiri diatas kertas, kertas ini disimpan untuk perbandingan waktu follow up berikutnya.
Penyakit parkinson
terjadi ketika sel saraf atau neuron di dalam otak yang disebut
substantia nigra mati atau menjadi lemah. Secara normal sel ini
menghasilkan bahan kimia yang penting di dalam otak yang disebut
dopamine. Dopamine adalah suatu bahan kimia yang dapat menghantarkan
sinyal-sinyal listrik diantara substantia nigra dan di sepanjang jalur
sel saraf yang akan membantu menghasilkan gerakan tubuh yang halus.
Ketika kira-kira 80% sel yang memproduksi dopamine rusak, gejala
penyakit parkinson akan nampak. Kebanyakan orang-orang dengan penyakit
Parkinson tidak mempunyai penyebab spesifik. Namun beberapa diantaranya
dapat disebabkan karena keturunan, toksin / racun, trauma kepala, dan
penyakit Parkinson drug-incuded.
Keturunan
Di tahun terakhir, sejumlah mutasi genetic yang spesifik penyebab penyakit Parkinson telah ditemukan, termasuk dalam populasi tertentu ( Contursi, Italia) dan terdapat dalam suatu kasus minoritas penyakit Parkinson. Seseorang yang mederita penyakit Parkinson kemungkinan mempunyai keluarga yang juga mempunyai penyakit Parkinson. Namun bagaimanapun juga, hal ini tidak berarti bahwa penyakit tersebut telah diteruskan secara genetik.
Toksin / Racun
Suatu teori menyebutkan bahwa penyakit bisa mengakibatkan banyak orang mudah terluka yang diakibatkan oleh toksin dan lingkungan. Hipotesis ini berkonsisten dengan fakta bahwa Penyakit parkinson tidakl tersebar secara homogen ke seluruh populasi, melainkan, timbulnya nya bervariasi secara geografis. Timbulnya variasi juga disebabkan oleh waktu.
Racun yang disuga sangat kuat saat ini yaitu pestisida dan transition-series logam seperti mangan atau besi, terutama yang menghasilkan species reaktif oksigen dan dapat mengikat neuromelanin, seperti yang disarankan oleh G.C Cotzias. MPPT yang digunakan sebagai contoh untuk penyakit Parkinson yang dengan cepat mempengaruhi gehjala Parkinson dimanusia dan binatang lain. Racunnya kemungkinan datang dari generasi species reaktif oksigen yang diturunkan.
Kepala terluka / Trauma Kepala
Kepala yang dulu pernah terluka dan sering di keluhkan oleh penderita kemungkinan untuk terjadinya penyakit Parkinson lebih besar dibandingkan dengan mereka yang belum pernah menderita luka di kepala secara serius. Resiko terkenanya penyakit Parkinson meningkat 8 kali lipat untuk pasien yang pernah di opname karena luka di kepala yang serius.
Penyebab obat
Anipsychotics yang digunakan untuk penyembuhan penyakit kejiwaan, dapat mempengaruhi gejala penyakit parkison akibat penurunan aktivitas dopaminergic.
Dalam mencegah umpan balik, L-dopa juga dapat menyebabkan gejala penyakit Parkinson yang pada awalnya membebaskan Dopamin agonists yang dapat juga berperan untuk timbulanya gejala penyakit Parkinson dengan terus meningkatkan kepekaan dopamine sel yang peka terhadap rangsangan.
Di tahun terakhir, sejumlah mutasi genetic yang spesifik penyebab penyakit Parkinson telah ditemukan, termasuk dalam populasi tertentu ( Contursi, Italia) dan terdapat dalam suatu kasus minoritas penyakit Parkinson. Seseorang yang mederita penyakit Parkinson kemungkinan mempunyai keluarga yang juga mempunyai penyakit Parkinson. Namun bagaimanapun juga, hal ini tidak berarti bahwa penyakit tersebut telah diteruskan secara genetik.
Toksin / Racun
Suatu teori menyebutkan bahwa penyakit bisa mengakibatkan banyak orang mudah terluka yang diakibatkan oleh toksin dan lingkungan. Hipotesis ini berkonsisten dengan fakta bahwa Penyakit parkinson tidakl tersebar secara homogen ke seluruh populasi, melainkan, timbulnya nya bervariasi secara geografis. Timbulnya variasi juga disebabkan oleh waktu.
Racun yang disuga sangat kuat saat ini yaitu pestisida dan transition-series logam seperti mangan atau besi, terutama yang menghasilkan species reaktif oksigen dan dapat mengikat neuromelanin, seperti yang disarankan oleh G.C Cotzias. MPPT yang digunakan sebagai contoh untuk penyakit Parkinson yang dengan cepat mempengaruhi gehjala Parkinson dimanusia dan binatang lain. Racunnya kemungkinan datang dari generasi species reaktif oksigen yang diturunkan.
Kepala terluka / Trauma Kepala
Kepala yang dulu pernah terluka dan sering di keluhkan oleh penderita kemungkinan untuk terjadinya penyakit Parkinson lebih besar dibandingkan dengan mereka yang belum pernah menderita luka di kepala secara serius. Resiko terkenanya penyakit Parkinson meningkat 8 kali lipat untuk pasien yang pernah di opname karena luka di kepala yang serius.
Penyebab obat
Anipsychotics yang digunakan untuk penyembuhan penyakit kejiwaan, dapat mempengaruhi gejala penyakit parkison akibat penurunan aktivitas dopaminergic.
Dalam mencegah umpan balik, L-dopa juga dapat menyebabkan gejala penyakit Parkinson yang pada awalnya membebaskan Dopamin agonists yang dapat juga berperan untuk timbulanya gejala penyakit Parkinson dengan terus meningkatkan kepekaan dopamine sel yang peka terhadap rangsangan.
Diagnosa Penyakit Parkinson
Diagnosa penyakit
parkinson didasarkan dengan pengambilan data-data riwayat pasien secara
hati-hati dan dengan pemeriksaan fisik pasien yang dikaitkan dengan
gejala-gejalanya. Hingga saat ini belum ditemukan test laboratorium atau
alat pencitraan yang dapat mengkonfirmasi penyakit parkinson.
Pencitraan resonansi magnetik atau yang dikenal dengan MRI mungkin
menunjukan kondisi lain yang mempunyai gejala serupa dengan penyakit
parkinson.5 Oleh karena itu pasien yang mempunyai gejala-gelaja serupa
disarankan utuk mencari seorang ahli saraf pada penyakit parkinson.
FARMAKOTERAPI
Levodopa ( L-dopa )
Banyak dokter menunda pengobatan simtomatis dengan levodopa sampai memang dibutuhkan. Bila gejala pasien masih ringan dan tidak mengganggu, sebaiknya terapi dengan levodopa jangan dilakukan. Hal ini mengingat bahwa efektifitas levodopa berkaitan dengan lama waktu pemakaiannya.Levodopa melintasi sawar-darah-otak dan memasuki susunan saraf pusat. Disini ia mengalami perubahan ensimatik menjadi dopamine. Dopamin menghambat aktifitas neuron di ganglia basal.
Efek samping levodopa, Efek sampingnya dapat berupa:
Banyak dokter menunda pengobatan simtomatis dengan levodopa sampai memang dibutuhkan. Bila gejala pasien masih ringan dan tidak mengganggu, sebaiknya terapi dengan levodopa jangan dilakukan. Hal ini mengingat bahwa efektifitas levodopa berkaitan dengan lama waktu pemakaiannya.Levodopa melintasi sawar-darah-otak dan memasuki susunan saraf pusat. Disini ia mengalami perubahan ensimatik menjadi dopamine. Dopamin menghambat aktifitas neuron di ganglia basal.
Efek samping levodopa, Efek sampingnya dapat berupa:
- Neusea, muntah, distress abdominal
- Hipotensi postural
- Sesekali akan didapatkan aritmia jantung, terutama pada penderita yang berusia lanjut. Efek ini diakibatkan oleh efek beta-adrenergik dopamine pada system konduksi jantung. Ini bias diatasi dengan obat beta blocker seperti propanolol.
- Diskinesia. Diskinesia yang paling serin ditemukan melibatkan anggota gerak, leher atau muka. Diskinesia sering terjadi pada penderita yang berespon baik terhadap terapi levodopa. Beberapa penderita menunjukkan gejala on-off yang sangat mengganggu karena penderita tidak tahu kapan gerakannya mendadak menjadi terhenti, membeku, sulit. Jadi gerakannya terinterupsi sejenak.
- Abnormalitas laboratorium. Granulositopenia, fungsi hati abnormal
dan ureum darah yang meningkat merupakan komplikasi yang jarang terjadi
pada terapi levodopa.Inhibitor dopa dekarboksilasi dan levodopa
Untuk mencegah agar levodopa tidak diubah menjadi dopamin di luar otak,
maka levodopa dikombinasikan dengan inhibitor enzim dopa
dekarboksilase. Untuk maksud ini dapat digunakan karbidopa atau
benserazide (madopar ).Dopamin dan karbidopa tidak dapat menembus
sawar-otak-darah. Dengan demikian lebih banyak levodopa yang dapat
menembus sawar-otak-darah, untuk kemudian dikonversi menjadi dopamine di
otak. Efek sampingnya umumya hampir sama dengan efek samping yang
ditimbulkan oleh levodopa.Bromokriptin Bromokriptin adalah
agonis dopamine, obat yang langsung menstimulasi reseptor dopamine,
diciptakan untuk mengatasi beberapa kekurangan levodopa. Efek samping
dari bromokriptin sama dengan efek samping levodopa.
Obat ini diindikasikan jika terapi dengan levodopa atau karbidopa tidak atau kurang berhasil, atau bila terjadi diskinesia atau on-off.Penelitian jangka panjang menunjukkan bahwa efek baik dari bromokroptin akan menurun. Masih belum jelas apakah penurunan ini disebabkan karena usia lanjut atau karena adanya toleransi terhadap obat.
Obat antikolinergik
Obat ini akan menghambat sistem kolinergik di ganglia basal. Berkurangnya input inhibisi mengakibatkan aktifitas yang berlebihan pada system kolinergik.
Pada penderita Parkinson yang ringan dengan gangguan ringan antikolinergik paling efektif. Obat antikolinergik mempunyai efek samping bila dimakan bersama dengan levodopa.
Mulut kering, konstipasi dan retensio urin merupakan komplikasi yang sering dijumpai pada penggunaan obat antikolinergik. Gangguan memori, ganggua pertimbangan dapat terjadi, demikian juga halusinasi pada penggunaan obat ini.
Antihistamin
Cara kerja obat antihistamin pada penyakit Parkinson belum terungkap. Sebagian besar dari obat ini mempunyai sifat antikolinergik ringan yang mungkin mendasari kasiatnya pada Parkinson. Antihistamin berguna untuk mengontrol tremor. Pada stadium dini, obat ini digunakan tunggal, bila penyakit Parkinson sudah lanjut obat ini digunakan sebagai tambahan pada levodopa atau bromokriptin.
Amantadin
Amantadin barangkali membebaskan sisa dopamine dari simpanan presinaptik di jalur nigrostriatal. Obat ini dapat memberikan perbaikan lebih lanjut pada penderita yang tidak dapat mentolerasi dosis levodopa atau bromokriptin yang tinggi. Efek samping
Edeme di ekstremitas bawah, insomnia, mimpi buruk,. Jarang dijumpai hipotensi postural, retensio urin, gagal jantung.
Selegiline ( suatu inhibitor MAO jenis B )
Inhibitor MAO diduga berguna pada penyakit Parkinson karena neuotransmisi dopamine dapat ditingkatkan dengan mencegah perusakannya. Selegiline dapat pula memperlambat memburuknya sindrom Parkinson, dengan demikian terapi levodopa dapat ditangguhkan selama beberapa waktu.
Sebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik. Pasien akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan petunjuk atau latihan contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya.
Terapi Suara
Perawatan yan paling besar untuk “kekacauan suara” yang diakibatkan oleh penyakit Parkinson adalah dengan Lee Silverman Voice Treatment ( LSVT ). LSVT focus untuk meningkatkan volume suara.
Suatu studi menemukan bahwa alat elektronik yang menyediakan umpan balik indera pendengar atau frequency auditory feedback (FAF) untuk meningkatkan kejernihan suara.
sumber lain
Obat ini akan menghambat sistem kolinergik di ganglia basal. Berkurangnya input inhibisi mengakibatkan aktifitas yang berlebihan pada system kolinergik.
Pada penderita Parkinson yang ringan dengan gangguan ringan antikolinergik paling efektif. Obat antikolinergik mempunyai efek samping bila dimakan bersama dengan levodopa.
Mulut kering, konstipasi dan retensio urin merupakan komplikasi yang sering dijumpai pada penggunaan obat antikolinergik. Gangguan memori, ganggua pertimbangan dapat terjadi, demikian juga halusinasi pada penggunaan obat ini.
Antihistamin
Cara kerja obat antihistamin pada penyakit Parkinson belum terungkap. Sebagian besar dari obat ini mempunyai sifat antikolinergik ringan yang mungkin mendasari kasiatnya pada Parkinson. Antihistamin berguna untuk mengontrol tremor. Pada stadium dini, obat ini digunakan tunggal, bila penyakit Parkinson sudah lanjut obat ini digunakan sebagai tambahan pada levodopa atau bromokriptin.
Amantadin
Amantadin barangkali membebaskan sisa dopamine dari simpanan presinaptik di jalur nigrostriatal. Obat ini dapat memberikan perbaikan lebih lanjut pada penderita yang tidak dapat mentolerasi dosis levodopa atau bromokriptin yang tinggi. Efek samping
Edeme di ekstremitas bawah, insomnia, mimpi buruk,. Jarang dijumpai hipotensi postural, retensio urin, gagal jantung.
Selegiline ( suatu inhibitor MAO jenis B )
Inhibitor MAO diduga berguna pada penyakit Parkinson karena neuotransmisi dopamine dapat ditingkatkan dengan mencegah perusakannya. Selegiline dapat pula memperlambat memburuknya sindrom Parkinson, dengan demikian terapi levodopa dapat ditangguhkan selama beberapa waktu.
PERAWATAN (Terapi)
Perawatan Penyakit Parkinson
Perawatan pada penderita penyakit parkinson
bertujuan untuk memperlambat dan menghambat perkembangan dari penyakit
itu. Perawatan ini dapat dilakukan dengan pemberian obat dan terapi
fisik seperti terapi berjalan, terapi suara/berbicara dan pasien
diharapkan tetap melakukan kegiatan sehari-hari.
Beberapa obat yang diberikan pada penderita penyakit parkinson:
Penderita Parkinson dengan gejala yang sudah jelas
tidak perlu dirawat di rumah sakit. Banyak terapi yang digunakan untuk
menyembuhkan penyakit Parkinson.
Terapi FisikSebagian terbesar penderita Parkinson akan merasa efek baik dari terapi fisik. Pasien akan termotifasi sehingga terapi ini bisa dilakukan di rumah, dengan diberikan petunjuk atau latihan contoh diklinik terapi fisik. Program terapi fisik pada penyakit Parkinson merupakan program jangka panjang dan jenis terapi disesuaikan dengan perkembangan atau perburukan penyakit, misalnya perubahan pada rigiditas, tremor dan hambatan lainnya.
Terapi Suara
Perawatan yan paling besar untuk “kekacauan suara” yang diakibatkan oleh penyakit Parkinson adalah dengan Lee Silverman Voice Treatment ( LSVT ). LSVT focus untuk meningkatkan volume suara.
Suatu studi menemukan bahwa alat elektronik yang menyediakan umpan balik indera pendengar atau frequency auditory feedback (FAF) untuk meningkatkan kejernihan suara.
sumber lain
-
AnticholinergicsBenztropine ( Cogentin), trihexyphenidyl ( Artane).Berguna untuk mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan.
-
Carbidopa/levodopaLevodopa merupakan pengobatan utama untuk penyakit parkinson. Di dalam otak levodopa dirubah menjadi dopamine. Obat ini mengurangi tremor, kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita penyakit parkinson ringan bisa kembali menjalani aktivitasnya secara normal. Levodopa diberikan bersama carbidopa untuk meningkatkan efektivitasnya & mengurangi efek sampingnya.
-
COMT inhibitorsEntacapone (Comtan), Tolcapone (Tasmar).Untuk mengontrol fluktuasi motor pada pasien yang menggunakan obat levodopa.
-
Dopamine agonistsBromocriptine (Parlodel), Pergolide (Permax), Pramipexole (Mirapex),Obat ini di berikan pada awal pengobatan, dan sering kali ditambahkan pada pemberian levodopa untuk meningkatkan kerja levodopa atau diberikan kemudian ketika efek samping levodopa menimbulkan masalah baru.
-
MAO-B inhibitorsSelegiline (Eldepryl), Rasagaline (Azilect). Berguna untuk mengendalikan gejala dari penyakit parkinson. Untuk mengaluskan pergerakan.
-
Amantadine (Symmetrel) Berguna untuk perawatan akinesia, dyskinesia, kekakuan, gemetaran.Selain terapi obat yang diberikan, pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan, karena kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan untuk menelan sehingga bisa terjadi kekurangan gizi (malnutrisi) pada penderita. Makanan berserat akan membantu mengurangi ganguan pencernakan yang disebabkan kurangnya aktivitas, cairan dan beberapa obat.
gejalanya belum terlalu jelas diawal-awal penyakit, hilang-timbul dan tidak khas. Gejala yang paling sering ditemukan adalah adanya tremor atau gemetaran. Apabila berjalan, biasanya tangan akan bergerak. Namun kalau si penderita Parkinson terkena di bagian sisi kanan, tangan kanannya tidak bergerak alias diam saja. Walaupun begitu, dari 25 persen jumlah pasien Parkinson, gejala yang hampir sering timbul adalah tremor.
gejala lainnya yang bisa terlihat saat menulis. Saat menulis, tulisan penderita parkinson biasanya lama-lama akan semakin mengecil sampai tidak terbaca. Dan jika terjadi di usia produktif, maka akan mengganggu pekerjaannya. Selain itu, gejala lain Parkinson bisa dilihat dari ekspresi wajah, di mana ekspresinya cenderung kaku seperti topeng. Gangguan suara hingga menjadi kecil, serta adanya gangguan kordinasi di tangan juga termasuk gejala-gejala penyakit parkinson.
Gejala-gejala klasik timbulnya penyakit parkinson
TremorTremor sering terjadi ketika istirahat. Contohnya adalah saat seseorang istirahat, tidak melakukan kegiatan apapun namun tiba-tiba tangannya gemetar. Contoh lain adalah saat sedang berbicara, ibu jari bergerak sendiri.
Pasien biasanya terlihat kaku, terlebih saat berjalan.
Akinesia
Jika kita memperhatikan pasien Parkinson, matanya jarang berkedip. Mukanya juga terlihat kaku seperti topeng dan tidak ada ekspresi.
Postural disability
Pasien parkinson cenderung tidak stabil saat berjalan, bahkan kadang-kadang jatuh.
Diagnosa Penyakit Parkinson
Penyakit parkinson murni didiagnosis secara klinis, tidak ada pemeriksaan laboratorium atau MRI dalam mendeteksi penyakit parkinson.
Maka dari itu, untuk mendiagnosis apakah seseorang terkena penyakit
parkinson atau tidak, diperlukan dokter-dokter yang sangat berkompeten
dibidangnya sebagai contoh dokter spesialis saraf. Hal ini dikarenakan
dokter spesialis saraf mempelajari penyakit tersebut.Seseorang didiagnosis penyakit Parkinson apabila ada dua gejala klasik dari tiga gejala yang telah disebutkan tadi. Gejala keempat yang disebut postural disability merupakan gejala yang sudah parah.
gejala klasik Parkinson tersebut juga bisa terjadi pada penyakit lainnya akibat kerusakan otak, misalnya adalah penyakit stroke. Pasien-pasien yang pernah mengalami infeksi otak bisa juga mengalami gejala-gejala itu. Hal-hal yang seperti ini disebut Parkinsonisme, gejala-gejala Parkinson yang diakibatkan oleh penyakit lain di otak.
Pengobatan tepat kendalikan gejala parkinson
Kamis, 11 April 2013 18:12 WIB | 4875 Views
"Parkinson adalah penyakit yang unik..."
"Pengobatan pada penyakit parkinson tidak bisa menghilangkan penyakit sepenuhnya, namun penanganan yang tepat terhadap penyakit ini akan memperlambat perburukan gejala secara bermakna dan membuat kehidupan pasien menjadi lebih baik,"
parkinson adalah penyakit degenerasi saraf yang progresif karena gangguan pada otak di bagian ganglia basalis, di mana terjadi kematian sel substansia nigra yang mengandung dopamin.
Dopamin merupakan suatu bahan kimia neurotransmiter yang bermanfaat untuk mengantarkan sinyal berupa impuls listrik di sepanjang jalur saraf motorik untuk menggerakkan otot-otot tubuh.
Selain itu, dopamin senyawa di otak yang berperanan dalam sistem “keinginan dan kesenangan” sehingga meningkatkan rasa senang.
Pada penyakit parkinson,, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran fungsi sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit.
Parkinson mengabadikan nama dokter Inggris, James Parkinson, yang pada tahun 1817 pertama kali menjelaskan gangguan penyakit tersebut secara rinci sebagai "menimbulkan lumpuh."
Penyakit parkinson, dikemukakannya, terutama didapati pada pasien berusia di atas 50 tahun, dan hal itu menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia.
"Gejala utama penyakit parkinson biasanya adalah gemetar atau tremor, kekakuan lingkup gerak sendi atau rigiditas, melambatnya seluruh gerakan motorik atau bradikinesia, dan ketidakseimbangan postur tubuh
penatalaksanaan pengobatan parkinson setidaknya meliputi empat jenis penanganan, antara lain terapi medik atau farmakologi, terapi fisik (fisioterapi), terapi psikis (psikoterapi), dan operasi (surgical).
Terkait terapi farmakologi, kata dia, terapi dilakukan dengan menggunakan obat untuk memberi asupan dopamin dari luar tubuh guna mengatasi kekurangan produksi dopamin di otak.
"Diperlukan juga obat yang berfungsi meningkatkan efektivitas pada reseptor (penerima,red) dopamin di otak sehingga dopamin yang jumlahnya sedikit dapat dipergunakan secara maksimal," jelasnya.
Ada berbagai sediaan obat di pasaran untuk penyakit parkinson, namun obat utama untuk penyakit itu tetaplah obat golongan Levodopa, kata dia.
"Hingga kini, levodopa masih merupakan 'standar emas' untuk pengobatan parkinson yang mampu memperlambat proses perburukan penyakit. Cara kerja obat itu adalah meningkatkan ketersediaan dopamin pada pasien parkinson," ungkapnya.
Secara umum, dikatakannya, seluruh pasien parkinson memberikan respon yang baik terhadap pengobatan levodopa yang dikombinasikan dengan benserazide.
"Kombinasi kedua obat itu akan meningkatkan perbaikan dari gejala-gejala parkinsonesme sehingga meningkatkan harapan hidup pasien," ujarnya.
Ada beberapa terapi fisik yang biasanya dianjurkan untuk pesakit parkinson, antara lain terapi okupasi (terapi pekerjaan), latihan gerak badan, dan terapi wicara untuk pasien yang mengalami kaku otot wajah dan rahang hingga sulit berbicara.
Untuk terapi psikis, pesakit parkinson dapat mengikuti konseling dan kegiatan sosial karena penyakit parkinson sering membuat penyandangnya mengalami isolasi sosial maupun penurunan kepercayaan diri.
"Kegiatan kreatif yang melibatkan kelompok atau keluarga adalah sarana bersosialisasi dan sarana terapi yang efektif bagi mereka," jelasnya.
Adapun tindakan operasi atau pembedahan dalam penanganan parkinson, dikemukakannya, jarang sekali dilakukan, dan hal itu hanya untuk kasus-kasus parkinson yang parah.
Dalam proses tata laksana pengobatan parkinson, dokter harus tetap mempertimbangkan keinginan dan keperluan pesakit.
"Parkinson adalah penyakit yang unik, baik meliputi gejala dan tanda penyakit yang bervariasi antara satu penyandang dengan yang lain, maupun pengobatan yang dipakai. Oleh karena itu, walaupun dokter berperan besar dalam proses pengobatan, keinginan dari pasakit harus menjadi pertimbangan," katanya.
Waktu mulai pemberian obat dan jenis sediaan obat yang dipakai oleh para penderita parkinson sangat tergantung pada beberapa hal yang menyangkut kondisi penyandang penyakit itu, antara lain usia, jenis gejala yang menonjol, jenis pekerjaan, ekpektasi penyandang terhadap penyakit dan hasil pengobatan, serta kemampuan finasial.
"Semua komponen pertimbangan tersebut bersifat sangat individual sehingga pengobatan akan sangat berbeda antara satu penyandang dengan penyandang yang lain," ujarnya.